ARTICULATION LEARNING MODEL
(1506 Views) January 14, 2023 4:14 am | Published by wisnurat | No commentDaftar Isi
Sebelum saya bahas tentang Articulation Learning Model. Saya ingin awali dulu dengan cerita.
Lihay banget. Gak perlu waktu lama buat menambal ban. Saya memperhatikan tukang tambal ban yang sedang menambal ban belakang motor saya.
“Cepet banget bang tambalnya.” tanya saya.
“Iya A, karena udah biasa dan sering nambal ban.” jawab si abang tukang tambal ban.
“Udah lama jadi tukang tambal ban?” penasaran saya lagi.
“Baru satu tahun A”. jawab si abang sambil mengisi angin ban belakang motor saya.
Dari obrolan itu, ada pesan yang bisa diambil hikmahnya. Sesuatu yang dikerjakan berulang kali, bisa meningkatkan kompetensi. Seperti si abang tukang tambal ban. Dia bisa dengan cepat dan piawai dalam menambal ban.

Pembelajaran Articulation Learning
Pengalaman tadi memanggil memori saya ketika melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Articulation Learning.
Sebetulnya model ini membelajarkan siswa untuk melakukan refleksi secara mandiri. Refleksi terhadap kegiatan yang pernah mereka lakukan. Tapi dilakukan secara verbal.
Refleksi membawa mereka pada proses pengulangan pengalaman belajar. Aktivitas belajar yang sudah dilakukan, direview ulang bersama temannya.
Implementasi Model Pembelajaran
Articlation learning model sangat mudah diimplementasikan. Saat itu saya meyampaikan topik tentang Hukum Ohm pada pembelajaran Elektronika Dasar. Disingkat Eldas.
Tujuan pembelajarannya, supaya siswa bisa mengimplemntasikan hukum ohm pada rangkaian elektronika sederhana.
Saya akan ceritakan langkah – langkah implementasinya :
Pertama
Saya menyampaikan sedikit cerita manfaat hukum ohm dalam implementasi di kehidupan sehari – hari. Kemudian di akhiri dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Itu saya lakukan sebagai pembukaan pembelajaran.
Kedua
Selanjutnya. Seperti biasa saya sampaikan materi tentang Hukum Ohm. Disertai berbagai contoh soal dan implemantasi pada rangkaian elektronika sederhana.
Materi ini akan sulit kalau siswa harus mempelajari sendiri. Sehingga peran guru jadi penting untuk mengantarkan pehaman konsep Hukum Ohm. Tidak sekedar itu. Ilustrasi dalam implementasinya jadi kunci utama untuk menghubungkan konsep dengan penerapan pada perhitunan arus, tenganan dan hambatan rangkaian.
Ketiga
Tentunya setelah materi pelajaran disampaikan, perlu dilakukan penguatan. Nah, disini saya menggunakan permainan bermain peran.
Siswa dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok berperan sebagai yang mewawancara dan kelompok satunya lagi yang diwawancara.
Materi wawancaranya mengenai isi topik pembelajaran yang sudah dibahas, yaitu tentang Hukum Ohm.
Sesi pertama. Saya berikan waktu selama 10 menit untuk mendapatkan pasangan dan melakukan wawancara.
Kegiatan wawacara, boleh dilakukan di dalam kelas dan juga di luar kelas. Tapi untuk yang diluar kelas, maksimum radiusnya 10m dari pintu kelas. Ini untuk mempermudah saya aja saat melakukan pengamatan. Supaya tidak terlalu jauh.
Sesi kedua. Siswa kembali kedalam kelas.
Nah sekarang di balik. Siswa yang semula mewawancara, berganti peran menjadi yang diwawancara. Begitu juga sebaliknya. Dengan durasi yang sama (10 menit), siswa melakukan perannya lagi.
Sambil siswa melakukan aktivitasnya. Saya melakukan penilaian dengan menggunakan rubrik yang sudah disediakan.
Keempat
Setelah bermain peran. Saya tanya kesan siswa saat belajar dengan model ini. Sebagian besar menyatakan menyenangkan dan jadi mudah untuk memahami materi pelajaran.
Salah satu siswa, bahkan ada yang bilang seneng banget. Karena jarang – jarang belajarnya di luar kelas.
Kelima
Untuk mengukur penguasaan materi, saya berikan 5 pertanyaan tentang Hukum Ohm. Saya menggunakan kuis online. Sebelumnya sudah saya siapkan di Moodle Learning Managemen Sistem (LMS).
Lebih enak sih evaluasi pake LMS. Hasilnya bisa langsung diamati.
Rubrik Pembelajaran
Kegiatan wawancara siswa perlu dinilai. Karena itu saya buat rubrik untuk penilaian aktivitasnya. Rubriknya seperti ini:
No | Nama Siswa | 1 | 2 | 3 | 4 | Jumlah Kriteria yang Teramati |
1 | Adi Darmawan | V | V | V | V | 4 |
2 | Adnan Saefulloh | V | V | V | 3 | |
3 | Afgani Maulana | V | V | 2 | ||
4 | Agnes Dirgantini Hakim | V | V | 2 |
Kriteria :
4 = Mendominasai pembicaaran saat melakukan wawancara atau menjawab
3 = Membuat catatan hasil wawancara.
2 = Memiliki catatan pertanyaan.
1 = Memberikan lebih dari 5 pertanyaan
Cara menggunakannya. Cukup memberikan tanda cek list pada kolom angkan di tabel. Misalkan salah seolang siswa (Adi Darmawan). Ternyata ke-4 kriterianya muncul. Maka kolom 1, 2, 3 dan 4 di cek list.
Kolom jumlah diisi dengan banyaknya kriteria yang muncul saat diamati.
Penilaian
Saya mendapatkan dua hasil penilaian dari kegiatan ini. Pertama nilai keterampilan yang saya amati berdasarkan rubrik. Penilaian kedua aspek pengetahuan yang saya ukur menggunakan kuis online melalui LMS.
Foto Kegiatan
Sedikit aktifitas siswa sempat saya dokumentasikan. Lokasi di Jurusan Teknik Elektronika Daya Komunikasi (TEDK), SMKN 1 Cimahi







Akhir Kata
Semoga tulisan ini bermanfaat dan juga bisa menginspirasi temen – temen guru.
Salam Inovasi Salam Impelentasi
Baca juga
About wisnurat
COE of Okeguru.Com. Teacher, Speaker, Writer, Blogger, Education Content Creator and Enterpreneur.
No comment for ARTICULATION LEARNING MODEL