Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » ARTIKEL » Dimensi Kompetensi Psikomotor

Dimensi Kompetensi Psikomotor

(226 Views) February 9, 2025 5:04 am | Published by | No comment

Halo, temen-temen okeguru!

Kali ini, mari kita diskusikan salah satu elemen krusial dalam proses pembelajaran, yaitu Dimensi Kompetensi Psikomotor. Kompetensi ini sering menjadi perhatian dalam proses pembelajaran karena berkaitan dengan kemampuan fisik atau keterampilan yang melibatkan pergerakan tubuh. Ayo, kita telusuri lebih lanjut!

Dimensi Kompetensi Psikomotor

Apa Itu Kompetensi Psikomotor?

Kompetensi psikomotor adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan fisik sebagai respons terhadap rangsangan atau instruksi. Menurut Dave (1970), kompetensi psikomotor mencakup lima tingkatan, yaitu:

  1. Imitasi, yaitu meniru gerakan atau tindakan yang diamati.
  2. Manipulasi, yaitu melakukan gerakan dengan bimbingan.
  3. Presisi, yaitu melakukan gerakan dengan akurat dan tepat.
  4. Artikulasi, yaitu mengkoordinasikan serangkaian gerakan dengan lancar.
  5. Naturalisasi, yaitu melakukan gerakan secara otomatis tanpa berpikir.

Contoh sederhananya adalah ketika siswa belajar menulis. Awalnya, mereka meniru cara memegang pensil (imitasi), lalu berlatih menulis huruf (manipulasi), hingga akhirnya bisa menulis dengan rapi dan cepat (naturalisasi).

Mengapa Kompetensi Psikomotor Penting?

Kompetensi psikomotor tidak hanya penting untuk mata pelajaran seperti olahraga atau seni, tetapi juga untuk sains, matematika, dan bidang lainnya. Misalnya, dalam pembelajaran sains, siswa perlu menguasai keterampilan menggunakan mikroskop atau melakukan percobaan laboratorium. 

Simpson (1972) menegaskan bahwa penguasaan psikomotor membantu siswa menginternalisasi pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam konteks nyata.

Bagaimana Mengembangkan Kompetensi Psikomotor?

Sebagai guru, kita bisa menggunakan beberapa strategi untuk mengembangkan kompetensi psikomotor siswa:

  1. Demonstrasi.
    Tunjukkan langkah-langkah secara visual. Misalnya, saat mengajar gerakan tari, guru bisa mencontohkan gerakan terlebih dahulu.
  2. Latihan Terstruktur.
    Berikan latihan bertahap, dari yang sederhana hingga kompleks. Misalnya, dalam pembelajaran menggambar, mulai dari membuat garis lurus hingga menggambar bentuk tiga dimensi.
  3. Umpan Balik.
    Berikan feedback yang konstruktif agar siswa tahu bagian mana yang perlu diperbaiki.
  4. Praktik Berulang.
    Keterampilan psikomotor membutuhkan repetisi. Semakin sering siswa berlatih, semakin baik penguasaannya.

Contoh Penerapan dalam Pembelajaran

Misalnya, dalam pembelajaran IPA tentang “Sistem Pencernaan”, guru bisa mengajak siswa untuk melakukan percobaan sederhana, seperti mengamati proses pencernaan menggunakan bahan-bahan yang aman. Siswa tidak hanya memahami konsep secara teoritis, tetapi juga mengembangkan keterampilan psikomotor melalui praktik langsung.

Menurut Harrow (1972), kompetensi psikomotor adalah fondasi untuk mengembangkan keterampilan kompleks yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bloom (1956) dalam taksonominya menyebutkan bahwa psikomotor adalah salah satu domain penting selain kognitif dan afektif.

Semoga bermanfaat. Salam Inovasi Salam Implementasi.

Referensi

  • Dave, R. H. (1970). Psychomotor levels in developing and writing behavioral objectives. Tucson, AZ: Educational Innovators Press.
  • Simpson, E. J. (1972). The classification of educational objectives in the psychomotor domain. Washington, DC: Gryphon House.
  • Harrow, A. J. (1972). A taxonomy of the psychomotor domain: A guide for developing behavioral objectives. New York, NY: David McKay.
  • Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of educational objectives: The classification of educational goals. New York, NY: Longman.
This post was written by wisnurat
About

Founder of Okeguru.Com. Teacher, Speaker, Writer, Blogger, Education Content Creator and Enterpreneur.

Tags: ,
Categorised in:

No comment for Dimensi Kompetensi Psikomotor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *