Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » MODEL PEMBELAJARAN » Inquiry Learning Model

Inquiry Learning Model

(261 Views) March 9, 2025 2:38 pm | Published by | No comment

Halo, rekan-rekan oke guru! Pernahkah Anda merasa bahwa pembelajaran di kelas akan lebih bermakna jika siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga aktif mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan sendiri?

Nah, inilah inti dari Inquiry Learning, sebuah model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menjadi “penjelajah pengetahuan”. Mari kita bahas lebih dalam tentang model ini, mulai dari tokoh yang mengembangkannya, konsep dasarnya, hingga manfaatnya bagi siswa.

Tokoh di Balik Inquiry Learning

Model pembelajaran ini tidak muncul begitu saja. Salah satu tokoh pendidikan yang sangat berpengaruh dalam pengembangannya adalah John Dewey.

Dewey, seorang filsuf dan pendidik asal Amerika Serikat, percaya bahwa pembelajaran seharusnya bersifat aktif dan berbasis pengalaman. Menurutnya, siswa belajar paling efektif ketika mereka terlibat langsung dalam proses penemuan pengetahuan, bukan hanya mendengarkan ceramah dari guru.

Selain Dewey, tokoh lain seperti Jerome Bruner juga memberikan kontribusi besar. Bruner menekankan pentingnya discovery learning, di mana siswa diajak untuk menemukan konsep-konsep melalui eksplorasi dan investigasi. Kedua tokoh ini menjadi fondasi filosofis dari Inquiry Learning yang kita kenal hari ini.

Apa Itu Inquiry Learning?

Secara sederhana, Inquiry Learning adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses belajar. Siswa diajak untuk mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, dan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui proses investigasi. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa, bukan sebagai sumber informasi utama.

Menurut Banchi & Bell (2008), Inquiry Learning dapat dibagi menjadi empat level:

  1. Confirmation Inquiry. Siswa diberikan pertanyaan dan prosedur untuk menemukan jawaban yang sudah diketahui.
  2. Structured Inquiry. Siswa diberikan pertanyaan dan prosedur, tetapi jawabannya belum diketahui.
  3. Guided Inquiry. Siswa diberikan pertanyaan, tetapi mereka merancang prosedur investigasi sendiri.
  4. Open Inquiry. Siswa merumuskan pertanyaan, merancang prosedur, dan menemukan jawaban secara mandiri.

Konsep Umum Inquiry Learning

Inquiry Learning memiliki beberapa prinsip dasar yang membedakannya dari model pembelajaran tradisional:

  1. Berpusat pada Siswa. Siswa menjadi aktor utama dalam proses belajar.
  2. Berbasis Pertanyaan. Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan atau masalah yang memicu rasa ingin tahu.
  3. Proses Investigasi. Siswa melakukan eksperimen, observasi, atau penelitian untuk menemukan jawaban.
  4. Kolaborasi. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk berdiskusi dan berbagi ide.
  5. Refleksi. Siswa diajak untuk merefleksikan proses dan hasil belajar mereka.

Manfaat Inquiry Learning bagi Siswa

Model pembelajaran ini tidak hanya membuat siswa lebih aktif, tetapi juga memberikan banyak manfaat lain, di antaranya:

  1. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Siswa belajar untuk menganalisis informasi, mengevaluasi bukti, dan menarik kesimpulan.
  2. Mengembangkan Kreativitas. Proses investigasi mendorong siswa untuk berpikir out-of-the-box.
  3. Meningkatkan Pemahaman Konseptual. Dengan menemukan pengetahuan sendiri, siswa memahami konsep secara lebih mendalam.
  4. Membangun Kemandirian. Siswa belajar untuk mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka.
  5. Meningkatkan Keterampilan Sosial. Kolaborasi dalam kelompok membantu siswa belajar berkomunikasi dan bekerja sama.

Contoh Penerapan Inquiry Learning di Kelas

Misalnya, dalam pelajaran IPA tentang “Siklus Air”, guru bisa memulai dengan pertanyaan seperti, “Bagaimana air bisa sampai ke awan?” Siswa kemudian diajak untuk merancang eksperimen sederhana, seperti mengamati penguapan air dalam wadah tertutup. Melalui proses ini, siswa tidak hanya memahami konsep siklus air, tetapi juga mengembangkan keterampilan investigasi dan analisis.

Refleksi untuk Rekan Guru

Sebagai guru, menerapkan Inquiry Learning memang membutuhkan persiapan ekstra. Kita harus merancang pertanyaan yang tepat, menyediakan sumber daya, dan membimbing siswa tanpa mengambil alih proses belajar mereka. Namun, hasilnya sangat worth it! Siswa menjadi lebih antusias, mandiri, dan mampu berpikir kritis.

Jadi, mari kita coba model ini di kelas kita. Mulailah dengan pertanyaan sederhana, berikan ruang bagi siswa untuk bereksplorasi, dan lihatlah bagaimana mereka tumbuh menjadi pembelajar yang aktif dan kreatif.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk rekan-rekan okeguru. Jika ada pertanyaan atau pengalaman menarik seputar Inquiry Learning, mari berbagi di kolom komentar! Selamat mencoba!
Salam Inovasi Salam Implementasi

Referensi

Banchi, H., & Bell, R. (2008). The many levels of inquiry. Science and Children, 46(2), 26-29.

Dewey, J. (1938). Experience and Education. New York: Kappa Delta Pi.

Bruner, J. S. (1961). The act of discovery. Harvard Educational Review, 31(1), 21-32.

This post was written by wisnurat
About

Founder of Okeguru.Com. Teacher, Speaker, Writer, Blogger, Education Content Creator and Enterpreneur.

No comment for Inquiry Learning Model

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *